Batutaja OKU- Dengan Banyaknya Obrolan di Masyarakat Baturaja kab Oku, terutama para ibuk-ibuk rumah tangga yang Selalu mengeluhkan dan menjadi perbincangan hangat .Dari masyarakat di perkotaan juga pedesaan. Dengan sering terjadinya lampu PADAM (mati). Secara bergiliran di setiap kecamatan wilayah Kota Baturaja kabupaten Ogan Komering ulu.(OKU) Terkadang dua hari dan terjadi hingga Berjam-jam Lamanya mati lampu. Dengan alasan yang selalu di sampaikan oleh petugas PT PLN Persero UPT Baturaja yaitu, Gardu Meledak, kabal tertimpa pohon, alasan itulah yg selalu di sampaikan oleh masyarakat. sehingga masyarakat khususnya ibuk ibuk Resah dengan apa yang dialami banyak kerugian,apa lagi kejadian Mati Lampu berjangka panjang dgn Berjam jam. Hal semacam inilah yang sangat mengesalkan dan menjengkelkan ucap para ibuk ibuk khususnya di sekitaŕan kota Baturaja. Pada tahun sebelumnya masyarakat Sudah pernah Beberapa kali Mmendataangi dengan mengadakan aksi Demo kantor cabang PT PLN (Persero) UPT Baturaja Kab Oku begitu juga kantor yang berada di provinsi sumatera selatan Yang mana sebagian Badan usaha milik negara( BUMN ) selaku penyedia listrik sebagai sumber energi penerangan baik di kota maupun di desa desa. denggan seringnya mati lampu secara bergiliran atau adanya Travo travo meledak yang terkadang bisa berlangsung cukup lama seperti beberapa hari ini yang terjadi di wilayah Baturaja oku, Dan sekarang ini hampir di tiap Kecamatan walaupun tidak padam secara serentak, terutama desa-desa yang masih banyak pepohonan, Belum juga kalau cuaca musim hujan dan angin. Terkadang bisa sampai dua hari sekali lampu padam dan rata rata hampir tiga jam lebih baru menyala lagi' terang warga'
"Seringnya mati lampu jelas akan berdampak besar pada peralatan Rumah tangga seperti kulkas mejigkom dll yang berjenis alat elektronik. Pasti Akan mengalami kerusakan yang secata tifak dapat menimbulkan kerugian yang dialami banyak masyarakat. Selanjutnya kerugian lain adalah, terpaksanya masyarakat yang memiliki bayi dan kebutuhan lain yang tidak dapat jauh dari penerangan. Terpaksa membeli generator set (genset) dan bahan bakar ekstra sebagai BBM mesin genset sehingga beban biaya hidup masyarakat menjadi lebih mahal dan bertambahnya beban warga, Dalam permasalahan ini diduga adanya peluang terjadinya permainan manipulasi yang bisa dilakukan oleh para oknum/Pejabat PLN PERSERO jika lampu listrik selalu mati dipadamkan. Oleh karena itu, Sebagian masarakat meminta kepada pemerintah kab Oku, ada pemeriksaan yang berkesinambungan serta Team taktis oleh badan pengawas intern atau ekstern yang independen dengan seringnya pemadaman yang dilakukan oleh petugas PT PLN Persero UPT Baturaja agar dapat selalu terpantau dan terkordinir.
Karena Diduga kuat ada korelasi yang sangat besar antara input BBM yang dimasukkan ke mesin dengan realisasi penerangan listrik . Selalu terjadi pada kawasan perusahaan PLN adanya anggaran pembelian BBM yang rutin untuk penerangan kota, di duga terjadi dengan adanya pemadaman suatu rencana dari beberapa oknum petugas/pejabat PLN PERSERO, Sehingga sangat berpeluang adanya manipulasi keuntungan pembelian DAYA LISTRIK Dan minyak BBM yang jumlahnya bisa sangat besar dikorupsi,"jelas warga^
"Seringnya pemadaman listrik secara bergiliran baik di dalam kota dan desa merupakan lambang kegagalan total manajemen Pemerintahan Daerah untuk bisa menyediakan salah satu kebutuhan masyarakat berupa penerangan dan kebutuhan energi listrik bagi masyarakat.Warga pun mengeluhkan dengan seringnya mati lampu akan tetapi beban tidak pernah berkurang Pembayaran tagihan tetap sama seperti biasa.bahkan bisa melonjak naik.kalau pihak PLN melakukan pemadaman bergilir, Denga begitu entengnya para petugas menyampaikan maaf ibuk/bpk sedang ada kerusakan ledakan pada pada gardu segera Akan diperbaiki, dengan sebaliknya bila mana kalau konsumen atau masyarakat sebagai pelanggan telat membayar tagihan maka dgn cepat aliran listrik akan di putus oleh pihak PT PLN Persero UPT Baturaja , ungkap kekesalan dan celoteh warga yang menjadi korban prmutusan meteran listrik,'
(Team)